DialogDrama Rawa Pening Dalam Bahasa Inggris Dialog Drama Rawa Pening Dalam Bahasa Inggr
Nanging menawi toya kali punika wangi, nandake tuduhan dening kula mboten leres, "wilujeng tilar Rama". Sakwise kedadean kesebat, kali panggen tilaripun Permaisuri punika dipunsukani nami "BANYUWANGI". Begitulah cerita legenda bahasa jawa yang mengisahkan tentang asal usul Banyuwangi. Semoga dapat menambah wawasan sekaligus menghibur kita semua.
AR. Badul atau nama sebenarnya Armaya Aman Ramlie (lahir 2 November 1949) adalah seorang pemeran, komedian, sutradara dan penulis naskah asal Malaysia. Baru!!: Malaysia dan A. R. Badul · Lihat lebih » A.R. Tompel. Aman Ramli Jaafar atau lebih dikenal dengan A.R. Tompel, adalah pemeran film Melayu. Baru!!: Malaysia dan A.R. Tompel · Lihat
Didalam cerita legenda asal-usul Reog Ponorogo ini, ada beberapa tokoh yang menarik diulik. Beberapa di antaranya, yaitu Raja Kediri, Dewi Sanggalangit, Singobarong, dan Kelana Swandana. Yang pertama, ada Raja Kediri yang bijak dan begitu menyayangi putrinya. Ia tidak memaksa sang putri untuk menikah dengan laki-laki pilihannya.
NaskahDrama Asal Mula Selat Bali - Berbagai Naskah. 12++ Naskah drama legenda banyuwangi dalam bahasa inggris dan artinya ideas | Cerita. Drama Tradisional- Ciri-Ciri, Jenis, Unsur, Dan Contohnya-17+ Cerita Rakyat yang Paling Menarik dan Populer Sepanjang Masa. ktur Drama Bali Modem
indonesialegenda asal mula. archive for the skripsi sastra category idtesis com. records index pkp sfu ca. dongeng sebagai media belajar awanadec. nilai nilai hidup lokal dalam dongeng dongeng sunda. cerita si kabayan direktori file upi. daftar pustaka sigodang pos. naskah drama sunda komedi untuk 11 orang pdf ebook and. jurnal upi
LegendaDongeng Cerita Rakyat Banyuwangi Pada zaman dahulu kala. Terdapat sebuah Kerajaan yang di pimpin oleh Raja yang sangat bijaksana dan adil. Raja tersebut mempunyai seorang Putra yang sangat tampan dan gagah, yang bernama Raden Banterang. Raden Banterang sangat gemar berburu. Suatu hari, Raden Banterang pergi berburu kedalam hutan.
ViewNASKAH PENSI GEO 123 at State University of Malang. NASKAH PENSI DRAMA BANYUWANGI (SEMENTARA) Naskah Drama "ASAL-USUL KOTA BANYUWANGI". Prolog : Pada zaman dahulu dikawasan ujung
Asalusul Banyuwangi dengan bahasa Jawa Wonten ing jaman biyen ing panggenan ujung wetan Jawa Timur anggadahi kerajaan ageng ingkang dipun perintah dhumateng Raja ingkang adil saha wicaksana. Raja kasebut anggadahi putra ingkang gagah ingkang asmanipun Raden Banterang. Kesenengan Raden Banterang inggih punika beburon.
NaskahDrama yang langsung bisa dipentaskan. Naskah Drama Cerita Rakyat Jawa Mengambil pelajaran dari kisah cerita rakyat nusantara Jumat, 31 Januari 2014 Naskah Drama Cerita rakyat "Keong Emas" Drama "Asal Mula Nama Kota Cianjur" Tokoh Drama: 1. Pak Kikir 2. Anak Pak Kikir. Baca selengkapnya » Diposting oleh Unknown di
8xXSnlY. - Banyuwangi terletak di ujung timur Pulau Jawa, wilayah ini merupakan kabupaten terluas di Jawa timur. Banyuwangi juga merupakan tempat penyeberangan dari Pulau Jawa ke Pulau Bali melalui Pelabuhan Banyuwangi diceritakan dalam legenda asal-usul Banyuwangi yang merupakan bagian cerita rakyat Banyuwangi. Berikut ini legenda asal-usul Banyuwangi. Legenda Asal-usul Banyuwangi Konon pada zaman dahulu, wilayah ujung Pulau Jawa yang memiliki alam yang indah dipimpin oleh raja yang bernama Prabu Sulahkromo. Dalam menjalankan pemerintahan, ia dibantu oleh patih yang gagah berani, arif, dan tampan yang bernama Patih Sidopekso. Patih Sidopekso memiliki istri yang sangat cantik, halus budi, serta bahasanya yang bernama Sri Tanjung. Keelokan paras istri Patih Sidopekso ini membuat raja tergila-gila padanya. Baca juga Asal-usul Baturraden, Kisah Batur dan Raden Raja bermaksud menyingkirkan Patih Sidopekso untuk mendapatkan Sri Tanjung. Maka, Patih Sidopekso diperintahkan untuk menjalankan tugas yang sulit dicapai oleh kemampuan manusia. Patih Sidopekso berangkat menjalankan titah raja tanpa rasa curiga. Saat Patih Sidopekso menjalankan tugas, Prabu Sulahkromo berusaha mendekati dan merayu Sri Tanjung. Namun, Sri Tanjung teguh pada pendiriannya menolak permintaan raja dan selalu berdoa untuk Patih Sidopekso kembali dari tugas, ia langsung menghadap raja. Amarah Patih Sidopekso Raja malah memiliki ide licik untuk menfitnah Sri Tanjung, bahwa setelah Patih Sidopekso pergi menjalankan tugas, Sri Tanjung berupaya merayu raja serta bertindak serong dengan raja. Tanpa berpikir panjang, Patih Sidopekso langsung menemui Sri Tanjung dengan penuh amarah serta tuduhan yang tidak beralasan. Baca juga Asal-usul Kota Bandung, Wilayah Luapan Sungai Citarum yang Terbendung Pengakuan Sri Tanjung yang lugu dan jujur malah membuat Patih Sidopekso semakin panas, bahkan Patih Sidopekso mengancam akan membunuh istri setianya. Dengan hati penuh gelora kemarahan, Patih Sidopekso menyeret istrinya ke tepi sungai yang keruh dan kumuh. Namun sebelum Patih Sidopekso membunuh Sri Tanjung, ada permintaan terakhir Sri Tanjung kepada suaminya sebagai bukti kejujuran, kesucian, dan kesetiaan. Ia rela dibunuh dan jasadnya diceburkan ke dalam sungai yang keruh itu. Jika, darahnya membuat air sungai berbau busuk maka dirinya telah berbuat serong. Namun jika air sungai berbau harum maka dirinya tidak bersalah. Patih Sidopekso tidak mampu menahan diri, ia segera menikam keris ke dada Sri Tanjung. Darah mengucur dari tubuh Sri Tanjung, yang seketika membuatnya tewas. Mayat Sri Tanjung diceburkan ke sungai yang keruh, namun lama kelamaan sungai tersebut menjadi jernih seperti kaca dan berbau harum. Patih Sidopekso terhuyung-huyung, jatuh, dan menjadi linglung. Tanpa disadari, ia menjerit Banyu...wangi...Banyu...wangi. Banyuwangi terlahir dari cinta istri pada suaminya. Sumber Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Naskah Drama Asal Usul Kota Banyuwangi Babak 1 Pada zaman dahulu, di kawasan ujunga Provinsi Jawa Timur terdapat sebuah kerajaan besar yang diperintah oleh seorang Raja yang adil dan bijaksana. Raja tersebut mempunyai seorang putra yang gagah bernama Raden Banterang yang sangat gemar berburu. Pada suatu pagi, Raden Banterang akan pergi berburu ke hutan. Raden Banterang “Pagi hari ini aku akan berburu ke hutan. Siapkan alat berburu.” Para Abdi “Baik, Tuanku.” Ketika Raden Banterang berjalan, ia melihat seekor kijang melintas didepannya. Ia pun berusaha mengejar kijang itu sehingga terpisah dari para abdinya. Raden Banterang “Kemana seekor kijang tadi? Akan ku cari terus sampai dapat.” Ia pun menerobos semak belukar dan pepohonan di hutan. Namun, kijang itu tidak ditemukan. Babak 2 Setelah lama berjalan, Raden Banteang tiba di sebuah sungai yang sangat jernih airnya. Raden Banterang “Hemm, segar sekali air sungai ini.” sambil meminum air sungai Setelah minum, ia meninggalkan sungai. Namun, baru beberapa langkah berjalan, ia tiba – tiba dikejutkan dengan adanya kedatangan seorang gadis cantik jelita. Raden Banterang “Ha ? Seorang gadis cantik jelita ? Benarkah ia seorang manusia ? Atau jangan – jangan ia setan penunggu hutan.” bergumam didalam hati Raden Banterang pun memberanikan diri mendekati gadis itu. Raden Banterang “Anda manusia tau penunggu hutan ?” Surati “Saya manusia.” menjawab sambil tersenyum Raden Banterang “Siapakah anda? Dan darimana kamu berasal ?” Surati “Nama saya Surati. Saya berasal dari Kerajaan Klungkung.” Raden Banterang “Mengapa anda bisa berada di tempat seperti ini ?” Surati “Saya berada di tempat ini untuk menyelamatkan diri dari serangan musuh. Ayah saya telah gugur dalam mempertahankan mahkota kerajaan.” Raden Banterang “Kasihan sekali. Bersediakah anda ikut dengan saya pulang ke istana saya ?” Surati “Baiklah kalau begitu, saya bersedia.” Lalu, mereka pulang ke istana. Tak lama kemudian, Raden Banterang dan Surati pun menikah dan membangun keluarga yang bahagia. Babak 3 Pada suatu hari, Putri Raja Klungkung berjalan – jalan sendirian ke luar istana. Kemudian, ada seorang laki – laki yang berpakaian copang – camping memanggilnya. Rupaksa “Surati ! Surati !!” Surati “Siapakah anda ?” bertanya sambil mengamati wajah laki – laki itu Rupaksa “Ini aku, Surati. Kakak kandungmu, Rupaksa.” Surati “Oh. Ada tujuan apa kakak datang mengunjungiku ?” Rupaksa “Begini Surati, tujuanku datang kesini adalah untuk mengajakmu membalas dendam.” Surati “Membalas dendam ?” Rupaksa “Ya. Kita harus membalas dendam. Raden Banterang lah yang telah membunuh ayah kita, Surati.” Surati “Maaf, kakak. Tapi aku tidak bisa melakukannya.” Rupaksa “Apa ?! Mengapa ?” Surati “Aku sudah diperisteri Raden Banterang.” Rupaksa “Apa ?! Kau harus membalas dendam Surati !Dia telah membunuh ayah kita !” Surati “Tidak bisa. Aku telah berhutang budi padanya karena ia telah menolongku.” Rupaksa “Ya sudah, kalau itu memang maumu. Tapi sebelumnya, aku ada titipan untukmu. Ikat kepala ini harus kau simpan di bawah tempat tidurmu.” berkata sambil memberikan sebuah ikat kepala kepada Surati Setelah itu, Rupaksa langsung pergi dari tempat itu. Pertemuan Surati dan Rupaksa tidak diketahui oleh Raden Banterang karena saat itu, ia sedang pergi berburu di hutan. Babak 4 Tatkala Raden Banterang sedang berburu di tengah hutan, ia dikejutkan dengan kedatangan seorang laki – laki berpakaian compang – camping. Rupaksa “Tuanku, Raden Banterang. Keselamatan tuan terancam bahaya yang direncanakan isteri tuan sendiri.” Raden Banterang “Apa ?! Kamu jangan menuduh yang tidak – tidak kepada isteri saya.” Rupaksa “Kalau tuan tidak percaya, tuan bisa melihat buktinya dengan melihat sebuag\h ikat kepala yang diletakkan dibawah tempat peaduannya.” Raden Banterang “Ikat kepala ? Milik siapa itu ?” Rupaksa “Ikat kepala itu milik lelaki yang dimintai tolong untuk membunuh tuan.” Terkejutlah Raden Banterang mendengar laporan lelaki misterius itu. Ia pun segera pulang ke istana. Babak 5 Sesampainya di istana, Raden Banterang lansung menuju ke peraduan isterinya. Dicarinya ikat kepala yang telah diceritakan lelaki yang ditemuinya di hutan tadi. Raden Banterang pun menemukan ikat kepala itu. Raden Banterang “Ha ! Ini dia. Benar kata laki – laki itu. Surati !! Surati !!” Surati “Ada apa ?” Raden Banterang “Kau merencanakan mau membunuhku bukan ?” Surati “Apa ? Tidak. Tidak ada sekali pun keinginan dinda untuk membunuh.” Raden Banterang “Ikat kepala ini sebagai bukti ! Kau meminta tolong kepada pemilik ikat kepala ini untuk membunuhku. Begitukah balasanmu padaku ?” Surati “Jangan asal tuduh. Adinda sama sekali tidak bermaksud membunuh Kakanda, apalagi meminta tolong kepada seorang lelaki !!” Raden Banterang “Aku tidak percaya dengan apa yang kamu katakan !! Sekarang ikut saya !!” Raden Banterang berniat menenggelamkan isterinya di sebuah sungai. Babak 6 Setelah tiba disungai, Raden Banterang menceritakan tentang pertemuannya dengan seorang laki – laki compang – camping saat berburu di hutan. Raden Banterang “Aku tahu semua yang akan kamu lakukan dari seorang laki – laki yang berpakaian compang – camping di hutan.” Surati “Lelaki compang – camping ?” Raden Banterang “Ya ! Dialah yang mengatakan bahwa kau ingin membunuhku !!” Surati “Lelaki itu adalah kakak kandung Adinda. Dialah yang memberi sebuah ikat kepala kepada Adinda.” Raden Banterang “Aku tetap tidak percaya dengan apa yang kamu katakan, Surati !!” Surati “Kakanda suamiku ! Bukalah hati dan perasaan Kakanda ! Adinda rela mati demi keselamatan Kakanda. Tetapi berilah kesempatan kepada Adinda untuk menceritakan perihal pertemuan Adinda dengan kakak kandung Adinda yang bernama Rupaksa itu.” Raden Banterang “Aku tidak ingin mendengar alasan lain lagi darimu !” Surati “Pupaksalah yang akan membunuh Kakanda ! Adinda dimintai bantuan, tetapi Adinda tolak !” Raden Banterang “Kau berbohong !” Surati “Kakanda ! Jika air sungai ini mejadi bening dan harum baunya, berarti Adinda tidak bersalah ! Tetapi, jika air ini tetap keruh dan berbau busuk, berarti Adinda bersalah !” Raden Banterang “Kau mengada – ada, Surati !!” berkata sambil menghunuskan keris kearah Surati Kemudian, Surati melompat ke tengah sungai dan menghilang. Tak lama kemudian bau nan harum merebak di sekitar sungai. Raden Banterang terkejut. Raden Banterang “Isteriku tidak bersalah ! Air sungai ini harum sekali baunya !” Ia menyesal dan meratapi kematian isterinya dan menyesali kebodohannya. Namun sudah terlambat. Sejak saat itu, sungai harum baunya itu dalam bahasa Jawa disebut Banyuwangi. Banyu artinya air, dan wangi artinya harum. Nama Banyuwangi kemudian menjadi nama kota Banyuwangi. Yang kurang puas download file nya disini Asal_Usul_Kota_Banyuwangi
Prolog Pada zaman dahulu dikawasan ujung timur Provinsi Jawa Timur terdapat sebuah kerajaan yang diperintah oleh seorang Raja yang adil dan bijaksana. Raja tersebut mempunyai seorang putra yang gagah bernama Raden Banterang. Kegemaran Raden Banterang adalah berburu. Adegan 1 Raden banterang “Pagi ini aku akan berburu. Siapkan alat berburu” Pengawal 1 dan 2 “Baik Raden. Peralatan sudah kami siapkan”. Raden Banterang “Menurutmu kemana kita ini akan berburu ?” Pengawal 1 dan 2 “Bagaimana kalau ke hutan saja, karena pasti di hutan banyak kijang melintas”. Raden Banterang “Kalau begitu kita berangkat sekarang”. Pengawal 1 dan 2 “ Siap Raden”. Raden Banterang “coba lihat ! ada seekor kijang besar dan bagus. Akan ku panah dia. Waahhhh…. Dia lolos! Akan ku kejar dia.” Pengawal 1 dan 2 “tunggu Raden. Tunggu kami Raden.” kedua pengawal tersebut mengejar Raden, tapi mereka kehilangan jejak Raden di tengah hutan Pengawal 1 “waduuuh!! Bagaimana ini….?? Kita kehilangan jejak Raden Pengawal 2 “ya sudah kalau begitu kita tunggu saja di jalan keluar hutan ini” . Raden Banterang “ akhirnya kau kena juga kijang…..!!” tersenyum senang dan bangga “ lho…. Mana para pengawalku ya….?. ehm… pasti kami terpisah gara-gara aku tadi larinya cepat. Tapi, aku yakin mereka pasti menungguku di jalan keluar hutan ini. Karena mereka pasti sudah hafal kebiasaanku.” Raden Banterang “Ehmmm…. Gerangan gadis cantik nan jelita itu ya…? Benarkah dia seorang manusia ? atau jangan-jangan “ “penunggu” hutan ini ?/“ kau ini manusia atau penuggu hutan ini ? “. Surati “ saya manusia !! nama saya Surati berasal dari kerajaan Klungkung” Raden Banterang “lalu mengapa kau ada di sini ?”. Surati “ hamba berada di tempat ini karena menyelatkan diri dari serangan musuh. Ayah saya telah gugur dalam pertempuran mempertahankan Mahkota Kerajaan”. Raden Banterang “ kalau begitu, apakah kau mau ikut bersamaku ke istana dan menjadi permaisuriku ? “. Surati “ apakah saya ini pantas bersanding dengan Raden ?” Raden Banterang “ tentu saja, kau adalah gadis tercantik yang pernak kutemui dan hanya kamulah yang aku inginkan menjadi permaisuriku”. Surati “ dengan segala kerendahan hati, aku mau menerima lamaran ini. Dengan satu syarat yaitu Raden harus setia dan bisa menjagaku” Raden Banterang “ tanpa kau minta pun, aku pasti akan melakukan itu. Karena itu adalah kewajiban seorang ksatria”. Setelah itu Raden Banterang bersama dengan Surati menuju keluar hutan. Pengawal 1 “nah itu Raden tapi dengan siapa ya ?. Raden, tidak apa-apa kan…? Kami tadi sangat cemas karena kehilangan jejak Raden di hutan.” Raden Banterang “ ya.. tadi karena terlalu bersemangat berburu kijang itu sehingga aku lupa bahwa kalian ikut. Tapi, aku bersyukur sekali karena sekaligus menemuksn tambatan hati.” Pengawal 2 “ syukurlah kalau Raden sudah mendapatkan tambatan juga ikut senang, kalau Raden senang.” Raden Banterang “ ya sudah kalau begitu kita bergegas pulang ke istana dan merayakan pesta pernikahanku dengan Surati” Pengawal 1 dan 2 “ baik Raden” Adegan 2 Pengawal 1 “ mohon maaf permaisuri, hamba menghadap”. Permaisuri “ dia siapa ? dan mengapa ia kesini ?” Pengawal 1 “hamba tidak tahu Permaisuri,yang jelas dia sangat ingin bertemu dengan Permaisuri”. Permaisuri “ baiklah, bawa dia ke sini !”. Pengawal 1 “ baik Permaisuri”. Rupaksa “ Surati ! Surati ! aku ini kakak kandungmu”. Permaisuri “ apa benar kau kakakku ?”. Rupaksa “ sungguh aku tidak berbohong bahwa aku ini kakakmu yang telah lama terpisah denganmu semenjak dihutan.” Permaisuri “ maafkan aku yang sedikit melupakanmu’. berpelukan Rupaksa “ sebenarnya selama ini aku mencarimu, lalu aku mendengar bahwa nama Permaisuri Kerajaan ini adalah Surati dan ternyata itu adalah adik kandungku sendiri”. Permaisuri “ lalu, apa maksud kedatangan kakak kesini ?’. Rupaksa " perlu kau ketahui bahwa yang menyebabkan orang tua kita meninggal adalah mertuamu sendiri”. Permaisuri “ kakak tidak bercandakan ?”. karena terlalu syok tubuh Permaisuri jadi gemetar Rupaksa “ apa aku kelihatan bercanda ?? dan aku kesini untuk menyerahkan sebuah keris dan gunakanlah untuk membunuh suamimu”. Permaisuri “ aku tak mau kak. Walaupun dia anak dari pembunuh orang tua kita,tapi dia telah menyelamatkaku dan akupun mencintainya”. Rupaksa “ terus terang bahwa kakakmu ini sangat kecewa sekali karena kau tidak mendukung rencana kakak. Kalau kau tidak mau membunuh suamimu, maka simpanlah keris itu sebagai tanda kenang-kenangan dariku”. lalu Rupaksa tersebut pergi karena dia tidak sudi berlama-lama berada di istana Adegan 3 Rupaksa “ sembah hamba paduka. Tuanku, keselamatan tuan terancam bahaya kerena Permaisuri punya rencana hendak membunuh Paduka”. Raden Banterang “ hai, siapa engkau berani-beraninya memfitnah istriku ? !!” Rupaksa “ itu tak penting paduka tahu siapa saya. Kalau Paduka tidak percaya dengan omongan hamba lihatlah sesuatu yang di simpan di bawah bantal Permaisuri”. Raden Banterang “ awas saja kalau kau berbohong padaku. Akan kusuruh pengawalku mencarimu dan memberimu hukuman mati”. Raden pun pergi ke istana dan langsung menuju kamar pribadi mereka . Raden Banterang “ astaga…!! Ternyta ada keris di bawah bantal istriku”. kemudian, Permaisuri masuk ke kamarnya . Permaisuri “ ada apa kakanda…? Sepertinya kakanda sedang marah ?”. Raden Banterang “apa benar dinda ingin membunuhku dengan keris ini ?’. Begitukah balasan dinda pada kanda ?”. Permaisuri “ jangan asal tuduh. Adinda sama sekali tidak punya maksud begitu. Raden Banterang “lalu buat apa keris ini di bawah bantal dinda ?”. Permaisuri “ keris ini adalah kenang-kenangan dari kakak adinda. Sungguh adinda tidak pernah berfikir untuk membunuh kakanda. Bahkan, adinda rela mati demi keselamatan kakanda”. Raden Banterang “ kakanda sudah tidak percaya dengan omongan dinda lagi”. Permaisuri “ lalu dengan cara apa kakanda percaya pada dinda ?” Raden Banterang “ kalau begitu buktikan pada kanda dengan cara masuklah ke dalam sungai itu untuk membuktikan kebenarannya”. Permaisuri “ baik, adinda akan melompat ke sungai itu. Apabila dinda telah masuk ke dalam sungai dan ternyata air sungai ini menjadi jernih serta wangi maka dinda tak bersalah dan sebaliknya apabila airnya keruh dan berbau busuk maka dinda bersalah”. Raden Banterang “tercium bau wangi! Ohh…. Dinda maafkanlah kakanda ini yang sudah tidak percaya lagi denganmu. Dengan ini aku sebagai Raja memberi nama kota ini menjadi Banyuwangi.